Matahari mulai memberikan kata perpisahan untuk hari ini. Bersamaan dengan hal itu sang rembulan memberikan lambaian sinarnya seolah menyapa kepada dunia. Disisi lain seorang pemuda terlihat baru pulang dari suatu tempat. Ia adalah Vino, lelaki berusia 19 tahun yang kabarnya tengah tergila-gila dengan salah seorang gadis cantik yang bukan lain merupakan sahabatnya sendiri. Dilla namanya, gadis yang telah berteman dengan Vino sejak keduanya masih berada di bangku SMP.
Sayangnya, seolah tidak peka ataupun tidak tahu, Dilla sama sekali tak menyadari kalau sahabat terbaiknya itu diam-diam telah naksir kepadanya. Yang Dilla tahu, Vino merupakan sahabat yang selama ini selalu memberikan suport kepadanya.
Pada suatu hari, Vino, Dilla dan beberapa teman lainnya memutuskan untuk melakukan pendakian di sebuah gunung. Kesempatan tersebut rencananya akan dimanfaatkan oleh Vino untuk mengungkapkan perasaannya kepada Dilla. Perasaan gugup, gusar, hingga jantung yang berdegup dengan kecepatan penuh dialami Vino ketika melakukan pendakian. Vino rencananya ingin menyampaikan perasaannya pada Dilla dipuncak nanti. Dengan disaksikan oleh para rekannya serta didukung dengan indahnya pemandangan dari puncak, harapannya akan membuat nuansa makin romantis.
Berbagai kata maupun ungkapan indah dengan segudang rayuan telah dipersiapkan Vino untuk disampaikan pada gadis idamannya tersebut. Sayangnya, sesampainya di puncak dan belum sempat Vino melontarkan kata kata tembakannya tersebut, seorang pemuda yang bernama Ferdy, teman dari Vino maupun Dilla terlebih dahulu menyampaikan segenap perasaannya yang ternyata juga menyimpan rasa cinta terhadap Dilla.
"Dilla, Setelah sekian lama, saat inilah waktu yang paling aku tunggu, yaitu saat yang tepat untuk mengutarakan perasaan dan isi hati ini. Keindahan alam ini akan menjadi saksi dimana Aku ingin mengungkapkan sebuah hal yang tak sanggup lagi aku pendam lebih lama. Aku mencintaimu, maukah kamu menjadi pacarku?" ungkap Ferdy.
Mirisnya lagi, tak menunggu waktu lama Dilla menyampaikan bahwa ia juga selama ini menyimpan perasaan yang sama terhadap Ferdy.
"Sejak pertama kali aku mengenalmu, aku merasa telah menemukan bagian dari hatiku yang telah lama aku cari. Karena itu, aku berharap kita bisa selalu bersama" Jawab Dilla.
Mendengar pernyataan itu, bak kaca yang dihantamkan dengan keras ke bebatuan, hati Vino tentunya hancur berkeping-keping. Bagaimana tidak, sang pujaan hati yang selama ini ia incar ternyata telah menerima cinta dari orang lain. Selain itu, rencana Vino untuk menyatakan isi hatinya pada Dilla akhirnya pupuslah sudah. Namun sebagai sahabat sejati, Vino tak menunjukan kehancuran hatinya pada Dilla. Bahkan, ia bersikap seolah tak terjadi apa-apa, serta memberikan ucapan selamat kepada sahabatnya itu.
Setelah kejadian tersebut, Vino mencoba untuk segera menghilangkan segala perasaannya pada Dilla. Selain itu Vino juga selalu berjuang supaya persahabatannya dengan Dilla tetap bertahan tanpa Dilla tahu bahwa hatinya telah remuk setelah kejadian pendakian tersebut.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar