Alkisah disebuah desa, tinggalah sepasang kakak beradik bernama Aldi dan Reza. Mereka tinggal di sebuah gubug kecil bersama kedua orang tuanya. Meski jarang sekali akur, namun mereka berdua saling menyayangi satu sama lain. Reza sendiri sebenarnya bukanlah adik kandung Aldi, ia hanyalah anak dari sepupu Aldi yang tinggal di luar kota.
Singkat cerita beberapa tahun yang lalu Yeni, sepupu Aldi yang tinggal di luar kota tiba-tiba datang kerumah orang tua Aldi dalam kondisi hamil empat bulan. Dengan tatapan yang sedikit kosong Yeni bercerita bahwa ia bertekat untuk menggugurkan kandungannya. Memang, terlihat saat itu Yeni seperti tengah mengalami depresi karena suami yang sangat ia cintai harus meninggal secara tiba-tiba karena mengalami kecelakaan hebat.
"Bu Lek (istilah tante dalam bahasa Jawa), rasanya aku mau nggugurin kandungan ini saja" ucapnya dengan air mata yang sudah tak mampu lagi terbendung.
Dengan rasa terkejut, dan turut melinangkan air mata akhirnya bu lek atau ibuku pun melarang Yeni untuk melakukan tindakan bodoh tersebut.
"Ngomong apa sih kowe? Dadi wong ya mbok mikir, apa kowe arep mateni anakmu dewe?" ucapnya dalam bahasa jawa ngapak yang artinya "kamu bilang apa sih? cobalah berpikir, apa kamu mau membunuh anakmu sendiri?"
Usut punya usut, ternyata Yeni sempat hampir melukai dirinya sendiri karena depresi ditinggal suaminya. Beruntung, saat ia hendak melakukan hal tersebut orang tuanya mengetahui dan segera melarangnya.
Untuk itu, karena merasa iba, akhirnya ibuku mencoba memberikan solusi kepada Yeni. Ibu berkata bahwa ia menganjurkan supaya Yeni tetap merawat kandungan itu di rumahku hingga melahirkan. Ibu juga menyampaikan bahwa dia siap merawat banyinya nanti ketika sudah lahir dan membesarkannya. Kala itu Yeni sempat menolaknya dan tetap ingin menggugurkan kandungan itu. Namun, dengan segala bujuk rayu akhirnya wanita berusia 30 tahun itu mau merawat bayi dalam kandungannya.
Lima bulan berselang, akhirnya bayi dalam kandungan Yeni lahir. Ya, itulah Reza, bayi dengan berat 3,1 kg dan panjang 49 cm yang akhirnya bisa menghirup udara dunia. Namun, bayi itu nyatanya sungguh malang. Sang ibu yang melahirkannya tak mau memberikan ASI setetes pun. Karena itu, sejak kelahirannya, ia hanya diberikan susu formula.
Tidak hanya sampai disitu Yeni juga tak mau sedikitpun merawat Reza. Baju dan segala perlengkapan anak tak berdosa itu harus ditanggung oleh ibuku. Sampai akhirnya genap satu bulan usia Reza, dan sesuai kesepakatan, Yeni akhirnya kembali keluar kota dengan meninggalkan Reza bersama aku (Aldy) dan ibuku. Aku yang dulu masih sebagai anak kelas 4 SD, sedikit bertanya-tanya kenapa Reza tidak ikut dengan ibunya. Namun terlepas dari itu semua aku senang, karena kehadiran Reza telah membuat hidupku lebih berwarna. Aku juga telah menganggap Reza sebagai adik kandungku sendiri.
bersambung...., simak kelanjutan ceritanya di Aldi dan Reza #part 2

Tidak ada komentar:
Posting Komentar