Selasa, 24 Juli 2018
Aldi dan Reza #part 2 (Aldi Merantau- I)
Waktu terasa berjalan sangat cepat. Tidak terasa, Aldi saat ini telah lulus dari bangku SMK. Sedangkan Reza, saat ini telah berusia 9 tahun dan memasuki bangku sekolah kelas 3 SD. Seperti halnya kakak beradik laki-laki lainnya, keduanya sekanan tak pernah akur. Meski demikian, apa bila salah satu diantaranya tak terlihat, keduanya saling menanyakan, hihihi...
kembali kecerita..
Sadar kalau orang tuanya tak memiliki biaya yang cukup untuk Aldi melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, akhirnya pemuda berusia 18 tahun itu memilih untuk mencari pekerjaan. Langkah awalnya memasuki dunia pekerjaan, ia menjadi seorang karyawan dalam perusahaan internet marketing.
Meski gaji di perusahaan tersebut tak terlalu besar, namun cukup lumayan untuk membeli keperluan pribadi Aldi, serta sedikit membantu keuangan keluarganya. Sayangnya, hal itu tak berlangsung lama. Bisnis online yang digarap oleh perusahaan tersebut down yang membuat mereka bangkrut. Akhirnya, semua karyawan termasuk Aldi harus di rumahkan.
Merasa memiliki tanggung jawab mencari uang, akhirnya Aldi memutuskan untuk merantau ke kota demi mencari pekerjaan. Tak lupa, Aldi meminta izin pada orang tuanya untuk merantau ke kota.
" Bu, Aldi ngenjang bade meng Bandung lah nggih" ucapnya dalam bahasa Jawa yang artinya "Bu, Aldi besok mau kebandung ya"
"Ngapa nganah-nganah?" tanya ibu yang jika di artikan menjadi "ngapain kesana-sana?"
"Mados kerja lah. Sampun bosen teng griyo mawon" jawabnya yang artinya "Cari kerja. Udah bosen di rumah terus"
Setelah mendapatkan izin, selang beberapa hari akhirnya Aldi pergi merantau meninggalkan orang tua dan adiknya yakni, Reza. Bandung menjadi kota tujuan bagi Aldi untuk merantau mencari pekerjaan. Alasan anak itu memilih ke Bandung adalah karena biaya kehidupan yang tak terlalu mahal, serta ada saudaranya yang tinggal di kota itu.
Di Bandung, beberapa surat lamaran pekerjaan dikirimkan ke sejumlah pabrik atau perusahaan dengan harapan dapat panggilan.
Menit berganti jam, jam berganti hari, dan hari berganti minggu belum juga panggilan dari perusahaan-perusahaan itu. Rasa putus asa akhirnya mulai membelenggu di hati Aldi. Terlebih, bekal uang yang ia bawa mulai menipis membuatnya berpikir untuk pulang ke kampung halamannya. Sampai akhirnya, diwaktu senja HP-nya bergetar karena ada panggilan masuk. Dilihatnya dengan wajah lesu ternyata nomor tidak dikenal telah menelponnya. Tak menunggu lama akhirnya panggilan tersebut diangkat oleh Aldi.
"Halo Assalamualaikum.." ucap Aldi ketika mengangkat telpon itu.
"Halo, dengan saudara Aldi?" Ucap seseorang yang jika diamati adalah seorang wanita.
"Iya Benar" Jawab Aldi
"Kemarin Saudara sudah mengirimkan lamaran ke PT. R******* P****** M**** Betul?" Tanya Wanita itu.
"Iya Betul" Ujarnya.
"Besok datang kesinini untuk tes dan wawancara jam delapan pagi. Jangan lupa pakai kemeja putih dan celana panjang hitam, serta jangan lupa bawa alat tulis"
"Oh iya siap, besok kan mba?"
"Iya besok, hari Kamis"
"Oh, Ok mba, Siap!"
"Ya sudah itu saja ya"
"Ok makasih mba"
"Iya sama-sama"
Sebuah panggilan dari salah satu PT membuat sedikit keceriaan muncul dari wajah Aldi. Ia segera mempersiapkan diri untuk tes di esok hari.
Keesokan harinya, hari yang dinantikan pun datang, persis pukul 7 pagi, Aldi bergegas berangkat menuju pabrik tersebut dengan berbekalkan persyaratan yang harus dibawa seperti yang diberitahukan sebelumnya.
Dengan menggunakan angkot, akhirnya Aldi sampai di tempat tujuan pada pukul 07.25. Seperti dipermudah, ternyata disana ia hanya di wawancarai sebelum akhirnya dinyatakan diterima untuk bekerja di pabrik tersebut. Bahkan, ia bisa mulai bekerja pada keesokan harinya.
bersambung...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pupus
Matahari mulai memberikan kata perpisahan untuk hari ini. Bersamaan dengan hal itu sang rembulan memberikan lambaian sinarnya seola...

Tidak ada komentar:
Posting Komentar